“Segala
sesuatu mempunyai pola dan pakem, ada koridor baku untuk memahami laku.
Mengenali esensi muara tujuan dimana akan berlabuh. ”
Komunikasi sangatlah tidaklah sirkuler
dan beraneka ragam. Dalam forma komunikasi persona dan kelompok bentuk
komunikasi ini saling bersinggungan. Kita tilik bentuk perusahaan sebagai
representasi dari konvergensi bentuk komunikasi diatas. Sebuah lembaga tentunya
memiliki sistem, struktur, hirarki, dan analisa tata kerja yang disepakat
konvensi para pemegang saham demi tercapainya kemajuan di masa yang akan
datang.
Maka dari itu dalam memimpin sebuah
perusahaan, seseorang yang diberikan amanah dengan tanggungjawab serta
kewajiban harus dengan cermat analisa dan cerdik pandai dalam mengomandoi laju
kapal perusahaan tersebut di proyeksi lintas waktu ke depan. Analisa visioner
adalah salah satu kapabilitas yang wajib menjadi sikap. Tambahan misi
mengembangkan produktifitas sumberdaya yang menjadi energinya adalah nilai
plus.
Sebut saja perusahaan dengan kekuatan
analisa visi dan misi tersebut adalah mereka yang berada dalam nahkoda kapal
seorang kapten. Sebagai pemegang kebijakan kapten bertugas membawa seluruh awak
yang berada dalam buritannya tersebut, dengan analisa dari anak buah kapal
ketika akan mencapai tujuan tertentu. Ketika kapten kapal memutuskan akan
mengarahkan laju ke pulau A, maka disekelilingnya awak kapal siap siaga dengan
analisa tepat-cepat yang berada di lapangan.
Busur derajat, cuaca, titik koordinat,
waktu tempuh, dan lainnya adalah salah satu instrumen analisa yang melengkapi
persiapan perjalanan nahkoda kapal supaya sigap dan tangkas menghadapi
probabilitas beragam hal yang mungkin bisa menganggu misi sang kapten dan anak
buah kapal. Hal ini disiapkan untuk menghadapi kemungkinan terburuk yang akan
dihadapi ditengah lautan alam, seperti perompak sebagai ancaman eksternal
sesama pelaut misalnya. Atau bentuk kelalaian dari human error awak kapal yang
sesegera mungkin harus diminimalisir..
Ini hanyalah deskripsi kecil tentang
siklus peranan seorang pemimpin dan anak buahnya dalam sebuah kelompok pelaut
yang akan berselancar mencapai tujuan. Harus ada analisa dan perencanaan
strategis biar semua berjalan efektif pun efisien. Dalam konteks perusahaan
sebagai bentuk modern komunikasi kelompok maka analisa kerangka kekuatan dan
kelemahan harus mendapat tinjauan serius. Begitu juga dengan peluang dan
ancaman yang pula harus disiapkan sebagai solusi merancang strategi yang lebih
baik. Tak pula internal ataupun eksternal sifatnya.
Perusahaan sebagai organisasi memerlukan hal diatas. Dalam merencakan dan menjalankan sebuah projek,
tim inti pemegang kebijakan dan sumberdaya manusia yang energik diperlukan
sebagai bahan bakar analisa. Diskusi kelompok terfokus adalah salah satu
lokomotif untuk mendedah analisa terperinci. Dari sisi internal, kemukakanlah pertanyaan-pertanyaan, dijelaskan,
dan disepakati, mulailah dengan brainstorming gagasan, dan kemudian
setelah itu dipertajam dan diperjelas dalam diskusi
untuk menuju tahap pengambilan keputusan dan eksekusi lapangan.
Diskusi dan putar otak pada waktunya
memang sangat diperlukan untuk mengasah ketajaman analisa dan untuk menguji
sampai sejauh mana hal tersebuh dalam meningkatkan perkembangan bersama.
Sebagai entitas dari sebuah perusahaan, ada beberapa hal yang memang harus
diperhatikan. Pertama, analisa mengenai perkiraan kapasitas
internal dapat dipakai
untuk membantu mengidentifikasi dimana posisi
sebuah proyek atau organisasi perusahaan Anda saat ini.
Artinya
dengan mengukur kapabilitas sumberdaya
tersebut maka energi dapat segera dimanfaatkan dalam menangani sebuah misi yang belum juga dapat diselesaikan. Sebagai salah satu jalan akhir, sumberdaya manusia yang diperlukan sebagai
eksekutor pun adalah mereka yang dinilai mumpuni. Dengan melakukan
hal ini kita dapat mengidentifikasi dimana
dan kapan sumberdaya baru, keterampilan atau mitra baru akan dibutuhkan.
Analisa kekuatan ke dalam atau sifatnya sinergitas
internal adalah salah satu pion penting dalam memainkan biduk catur
pengembangan perusahaan. Mengali potensi sumberdaya manusia berdasarkan skala
adalah salah satu kiat untuk memetakan kekuatan dan porsi-porsi tanggungjawab.
Dalam perusahaan ini merupakan salah satu hal krusial, menempatkan sumberdaya
pada pos dan kapabilitas yang tepat, sehingga eksekusi lapangan akan tepat
sasaran pula. Analisa orientasi ke dalam bottom up dan topdown adalah upaya
untuk mengevaluasi proses yang telah dijalankan pion, patih, kuda, benteng,
ratu dan raja dalam skema catur perusahaan tersebut. Buatlah diskusi internal
pada tahapan yang telah disebutkan diatas.
Analisa top down adalah bagaimana ukuran keberhasilan
sebuah kebijakan dalam perusahaan yang dipimpin Anda semisal sebagai eksekutif
perusahaan berlaku efektif. Baik itu berupa skala analisa income profit dan
pengembangan modal sosial perusahaan dalam berjejaring atau juga menguatkan
eskalasi modal sosial relasional antar lembaga untuk orientasi ke depan.
Tahapan awal untuk analisa ini ada misalnya pada rapat-rapat pemegang saham dan
kebijakan perusahaan pada top level manajemen. Sejauh mana sinergitas yang
terjadi terhadap kebijakan yang dikeluarkan masing-masing divisi dapat berlaku
efektif dalam equilibrium neraca perusahaan.
Analisa bottom-up adalah yang paling penting. Tanpa
energi dan kerjasama positif dari sumberdaya karyawan maka perusahaan dengan
konsep ideal pun tidak akan menjadi besar. Menghargai tenaga dan kerja para
sumberdaya setiap divisi ini adalah bagaimana perusahaan dengan para pemegang
kebijakan melakukan treatment yang humanis. Kompensasi tidak hanya merupakan
materi belaka, promosi jabatan dan jenjang karir itu bisa juga berlaku
sekunder.
Treatment dan komunikasi dialogis mengenai bagaimana
memposisikan garda terdepan perusahaan sebagai asset berharga. Analisa dialogis
struktural yang setara akan mengurangi tingkat kesenjangan sosial yang bisa
menghambat produktifitas perusahaan, oleh karena itu mendengar input dan
analisa penelitian mendalam tentang kelemahan dan kekurangan sistem-kerja dari
garda sumberdaya ini merupakan modal informasi sama berharganya dalam rangka
menyiapkan analisa taktik dan strategi perusahaan menjadi lebih baik.
Proses-proses tersebut merupakan analisa peluang
perusahaan dalam rangka meningkatkan kinerja dan produktifitas. Unsur-unsur
analisa relasional struktural dan fungsional harus ditempatkan pada terma-terma
khusus ketika jam profesionalitas kerja sedang dijalankan. Lalu sisi
proksimitas antar divisi dan strata tanggungjawab dapat dileburkan melalui
proses-proses peningkatan kerjasama dan alur rotasi promosi yang sirkuler,
misalnya. Bisa juga ditambah dengan pola-pola treatment pelatihan peningkatan
psikologi kelompok. Tentang bagaimana caranya proses membuka diri karyawan yang
mempunyai talenta dan potensi peningkatan kualtas profesionalisme yang nantinya
berujung pada produktifitas input terhadap divisi yang menjadi
tanggungjawabnya.
Pendidikan adaptasional dari sumberdaya yang memulai
karirnya sebagai entry level dari sebuah perusahaan dapat dilakukan. Dengan
kerangka teoris yang sepadan dan telah ditempuhnya, sumberdaya tenaga kerja
tersebut layaknya tabula rasa yang siap ditempa sesuai dengan proyeksi dan
target sebuah perusahaan. Ketika memulai fase dalam kurun waktu tertentu,
karyawan tersebut dapat dinilai dan dimutahirkan stimulus profesionalisme
tanggungjawabnya dengan beragam pelatihan internal yang diselenggarakan
perusahaan tersebut semisal dengan metoda seperti outbound yang menstimulasi
psikologi berkelompok, atau peningkatan program motivasi yang bersifat
individual dari pakar-pakar pengembangan potensi diri.
Bonus materil dan jenjang promosi adalah forma lain yang
sifatnya opsional untuk menilai sejauh mana kapabilitas dan kredibilitas
individu ketika menangani cakupan tanggungjawab kelompok dalam kebijakannya.
Dari paparan analisa diatas maka idealnya sinergitas direksi perusahaan dengan
sumberdaya yang menjadi tenaganya adalah sebuah kewajiban, perusahaan sebagai
lokomotif untuk asset beragam sumberdayanya demi meningkatkan kualitas dan
profesionalisme, maka ketika proses segala sesuatu
mempunyai pola dan pakem, ada koridor bagi setiap individu baku untuk memahami
laku dan peranannya dalam lingkup kelompok. Semakin baik meningkatkan
keterlibatan dalam peningkatan mutu kerja dalam sebuah perusahaan walhasil
mengenali esensi muara tujuan dimana akan berlabuh akan sangat mudah dipetakan.
_____
Foto ilustrasi Pixabay.
Komentar
Posting Komentar