Para pecinta dunia otomotif tentunya
kenal dengan nama sohor Aep Dadang Supriyatna. Salah satu crosser senior
nasional yang cukup berprestasi. Begitu juga dengan nama Purnomo alias Ipunk
salah satu pendiri komunitas Flatland yang ada di bilangan Padasuka, Cicaheum, Bandung.
Dunia bmx tak dapat dipisahkan dari originnya, dua hal tersebut diibaratkan
mata koin dengan dua sisi. Dari kejantanan yang ditawarkan motor cross
lah olah raga ekstrim adrenalin seperti bmx lahir.
Bicycle-motocross
atau disingkat bmx lahir dari kultur anak muda. Di kota kembang Bandung olah
raga ini dibesarkan oleh komunitas pendukung lainnya seperti skate board yang
cikal bakalnya lahir di Taman Lalu Lintas Ade Irma Nasution, sebuah taman
bermain dan belajar bagi anak produktif usia sekolah untuk mengenali lingkungan
sekitar dan memahami rambu sosial yang dibuat oleh aparat berwenang seperti
rambu lalu lintas. Taman ini tak jauh dari Gor Saparua, terletak di areal
militer Kodam Siliwangi Jalan Kalimantan dan didirikan sebagai kenangan putri
Jendral A.H Nasution salah satu korban yang luput dari tragedi politik Gerakan
30 September 1965.
Olah raga ekstrim Skate board
atau seni memainkan papan luncur setali dua uang dengan bmx, bahkan mendapat
suntikan energi ketika olah raga ini diadopsi komunitas musik sebagai bagian
dari kultur mereka. Dengan iringan tembang lawas old school hardcore
seperti Rykers, Gorilla Biscuit, Warzone, atau Youth of Today olahraga ekstrim
bmx akan dimainkan semakin bergairah. Bmx kemudian tumbuh kembang di komunitas
atau skena musik hard core punk Bandung dengan musisi alternatif yang
jauh dari arus utama komersialisasi diantaranya Puppen (1992-2002), Savor of
Filth, atau Balcony.
Ipunk salah satunya, "Aku mulai bermain dari 1998 sesudah
beres band dari 1993, sempet vakum sementara dari tahun 1996, dan 1997 mulai
lagi sampai di 1998 memutuskan total di sepeda." Alasan utama lain yang
menguatkan niatnya memilih dunia sepeda, "Ya, ngambilnya lebih ekstrim.
Sempet juga maen skate board dari 1990-1994 terus cedera lutut pas kick
flip, berhenti dari situ soalnya sakit. Udah aja maen bmx, kalo sepeda
mending lutut tidak terlalu banyak neken."
Sosok ini mengeluti dunia sepeda sejak
ayahnya yang merupakan tulang punggung keluarga membuka wiraswasta bengkel
sederhana di Padasuka. Dengan rutinitas yang ditekuni sang ayah lambat laun
Ipunk turut serta turun tangan membantu, begitu juga dengan saudara kandung
lainnya seperti Bowie, Ade, dan Nano.
Berkat peran dan restu keluarga
akhirnya usaha tersebut menjadi kerajaan kecil milik bersama yang berkembang
pesat dan bertahan hingga sekarang dengan lini usaha distro (distribution
outlet) Flatland 204 sebagai tambahan. "Ngedukung pisan, beda ama dulu ketika di musik.
Itu sempet nggak dapet dukungan, ya tau sendiri lah musik underground,"
jelas Ipunk atas restu keluarga untuk menekuni dunia sepeda ketimbang bermusik.
Mantan vokalis
kelompok musik pionir death metal Morbus Corpse dan Beton dari Bandung ini
mengomentari dukungan dari pihak berwenang yang dirasa kurang maksimal, "Kayaknya
dari pihak pemerintahan cuek, kayak yang gak peduli gitu lah. Padahal kan
potensi dari anak bmx bisa bawa nama negara, seperti Chandra peringkat 3 Asia
(dulu). Mustinya pemerintah kasih lahan buat mereka atau bikin skateparks sekalian
jadi positif juga daripada pemudanya pada mabuk yang nggak karuan, jadi lebih
terorganisir."
Meski tidak sedahsyat era keemasannya
ditambah persaingan produsen atau retailer besar yang mengeluti dunia
sepeda dengan spesialisasi bmx bertebaran seperti di Jalan Veteran, Bandung,
namun Ipunk dan Flatlandnya telah eksis berkontribusi dengan lingkungan
komunitas bmx dan sepeda pada umumnya hingga sekarang. Pada zamannya mereka
hadir dan mengisi waktu dengan kultur kegiatan positif seperti mengikuti
kegiatan bmx amatir ataupun pro, berlatih rutin di pelataran halaman Pemprov
Jabar Jabar sebelum akhirnya kini menjadi pasar kaget hari minggu, menghadiri
invitasi pensi sekolah, kampus atau event di kota Bandung.
Tren yang berkembang saat ini selain
bmx di era 90-an dan dekade awal tahun 2000-an adalah komunitas BAM (Bandung
All Mountain) di wilayah Otista, komunitas sepeda fixed gear, sepeda
ontel yang klasik, sebagian pecinta bmx di Cikapayang, dan komunitas linear
seputar kompleks pemukiman yang menjamur. Kegiatan bersepeda telah menjadi tren
akhir pekan bagi sebagian kawula muda Bandung hal tersebut bisa kita lihat di
lokasi seperti diatas, tentunya selain merujuk track berlumpur untuk downhill
atau dirt jump di wilayah Bandung Utara seperti Cikole.
Sementara untuk sepinya kegiatan
bersepeda yang sifatnya resmi di kota Bandung, seorang pengemar sepeda
tipe Down Hill, Ekko Ahmad Hambali (30) berkomentar, "Banyak event
yang diadakan diluar Bandung terutama daerah Jawa. Karena secara geografis
banyak wilayah yang lebih bergunung-gunung untuk dijadikan track bersepeda
ketimbang yang ada di kota Bandung saat ini."
Komentar
Posting Komentar