Anarchy for the U.K it's coming
sometime and maybe
I give a wrong time stop a traffic
line
your future dream is a shopping scheme
Mungkin ada yang
masih ingat dengan penggalan kalimat diatas, atau malah baru mendengar sama
sekali? Bagi yang mengalami zaman keemasan pemberontakan kebudayaan flowers
generation, tentunya selain mengenal karya Jannis Joplin mungkin mereka
masih ingat potongan lirik dari The Sex Pistols tersebut, lagu berjudul Anarchy
In The UK karya musisi yang selalu distereotipkan dengan anti kemapanan,
anti hirarki, dan bohemian sejati yang menolak segala bentuk sistem juga
komersialisasi yang tidak humanis itu berkumandang sedari tahun 1975-an, era
ketika monarki Inggris dan budaya konservatifdinilai hipokrit, dan konsumerisme
menjadi pakem utama pola hidup masyarakat.
Komposisi
personil kelompok ini terdiri dari gaya slenge'an vokalis super urakan Jhonny
Rotten, gitaris Steve Jones, drummer Paul Cook, dan basis Glen Matlock. Beserta
labelling as punk rockers mereka adalah salah satu
kelompok yang bertanggungjawab menyebarkan benih hiperskeptik terhadap segala
fenomena sosial, budaya, materialisme, dan terutama politik kerajaan dan
fenomena sekitar. Mempertanyakan seluruh ketimpangan dengan lirik nada protes
namun real pada zamannya.
Meskipun tidak
berumur panjang karena bertahan hanya dua setengah tahun dan miskin karya
karena hanya menghasilkan empat singles dan satu album studio rekaman, namun
pengaruh mereka tidak bisa diremehkan bagi perkembangan musik rock alternatif
dekade selanjutnya. Hingga kini. Musisi sekaliber Bad Religion, NOFX, Green Day
dan lainnya mengenang mereka sebagai musisi yang konsisten menyuarakan aspirasi
yang terbungkam melalui lirik menyentil namun cerdas dan bernas dan menganggap
mereka berpengaruh dalam perkembangan sejarah musik populer.
Di bawah desain
Malcolm McLaren, tahun 1977 Sid Vicious yang menjadikan kelompok musik ini
semakin dikenang dengan falsafah pemberontakannya masuk mengantikan Glen
Matlock. Walhasil kelompok ini makin memunculkan
kontroversi karena hadirnya sang pembetot bass anyar tersebut. Seluruh
pertunjukkan dan konser yang melibatkan nama mereka akan selalu dihadapkan dengan
sulitnya perijinan terutama dari pihak berwenang karena penampilan publik
mereka selalu memunculkan kerusuhan yang kadung menjadi identitas mereka di
mata khalayak.
Salah satu single yang menuai badai
adalah God Save The Queen. Rilisan tahun 1977 yang khusus dibuat untuk
menyerang kaum masyarakat borjuis dan fasisme monarki Inggris. Mari kita tengok
potongan ayat The Sex Pistols berikut : "God save the queen, the
fascist regime, they made you a moron, potential H-bomb. God save the queen.
She ain't no human being, there is no future, in England's dreaming."
Di Januari 1978 ketika di akhir
guncangan lawatan tur ke Amerika Serikat, Rotten menyatakan keluar dan
meninggalkan kelompok musiknya. Tak lama kemudian tiga anggota pendiri yang
masih tersisa merekam materi lagu untuk film versi McLaren tentang kisah The
Sex Pistols, The Great Rock n Roll Swindle. Nasib nahas dengan overdosis
memang sudah menjadi trademark bagi musisi penuh kontroversi, Vicious yang khas
dengan rambut acak beserta rantai yang digembok dan menjadi kalung akhirnya
meninggal karena heroin di bulan Februari 1979. Praktis setelah kematian salah
satu ikon kelompok pemberontak melalui lirik dan falsafah hidup itu tiada,
kelompok itu tidak bernafas sama sekali.
Denyut nadi baru berdetak sekitar
tahun 1996 ketika personil yang tersisa masih hidup, adalah Rotten, Matlock,
Jones, dan Cook melakukan reuni untuk tur yang bertitel Filthy Lucre,
lalu di 2002 mereka melakukan tur dan pertunjukkan lanjutan.
Tahun 2003 setelah berpuluh tahun,
satu-satunya album mereka Never Mind the Bollocks, Here's the Sex Pistols dimasukkan
ke dalam urutan empat puluh satu dari 500 Album Sepanjang Masa versi majalah
musik dunia terpercaya, Rolling Stone. Dan pada 24 February 2006, kelompok ini
beserta empat anggota aslinya ditambah Sid Vicious, didaulat masuk ke dalam Rock
and Roll Hall of Fame, tapi mereka menolak menghadiri perayaan. The Sex
Pistols menularkan benih pemberontakan tidak saja melalui lirik-lirik semu di
masa lalu tapi aksi nyata hingga kini dan generasi dunia serba mesin mendatang.
When there's no future,
how can there be sin.
We're the flowers in the dustbin,
we're the poison in your human
machine,
we're the future, your future.
-The Sex Pistol, Good Save the Queen.
Komentar
Posting Komentar