Di sebuah tempat
pertunjukan musik seringkali secara tidak sengaja kita melihat orang-orang
dengan gaya rambut panjang yang mengempal, bentuknya seperti digulung-gulung,
dan menjuntai jatuh melebihi pundak. Sebagian mereka mempercayai gaya rambut
yang dinamakan dreadlock tersebut sebagai identitas yang berasal dari
kaum rastafarian.
Selera terhadap
warna pun mengalami hal nasib sama, pilihan jatuh hanya pada warna tertentu.
Warna merah, kuning dan hijau seolah menjadi wana kebangsaan mutlak milik kaum
rasta yang sebagian besar penikmat musik dengan genre reggae dari Bob Marley
asal Jamaica.
Ditilik dari
Kacamata linguistik atau kebahasaan, kata rastafari berasal dari kata, Ras dan
Tafari. Ras berasal dari kata Amharic Ras yang secara harfiah
berarti "Kepala", gelar yang mereka sejajarkan dengan bentuk gelar
modern kebangsawan dari pemerintahan Ethiopia.
Kata ini
sebenarnya merupakan gelar adat yang diberikan sebelum Haile Selassie I
memerintah (1930–1936 dan 1941–1974). Dan Tafari adalah gelar untuk
Haile Selassie pertama. Mereka menggangap Raja Eithopia yang memerintah
dianggap sebagai perwujudan Tuhan Jesus, disebut juga Jah atau Jah
Rastafari. Kedatangan kedua Yesus Kristus ke bumi.
Rastafari ini
sendiri bukan bentuk agama formal dengan aturan ketat peribadatan tetapi lebih
merupakan bentuk ideologi, sebuah kepercayaan, atau juga gerakan pembebasan
yang tumbuh dalam kultur nasrani di jazirah Jamaika kitaran 1930-an.
Wujud kongkrit
gerakan perlawanan tersebut berupa konsumsi ganja sebagai bentuk spiritualitas,
dan penolakan terhadap budaya yang berasal masyarakat barat (dalam pandangan
kaum rastafarian disebut Babylonia, berasal dari metafora kekristenan
sejarah negara-kota Mesopotamia, wujud perwakilan penjajahan budaya barat)
karena Afrika dianggap sebagai tempat kelahiran asli umat manusia yang terdiri
dari beragam latar aspirasi sosial-politik.
Saat ini,
kesadaran gerakan Rastafari telah banyak tersebar di seluruh dunia, terutama
melalui musik musik reggae yang dipopulerkan oleh The Wailers, Bob Marley,
Peter Tosh dan lainnya. Pada pertengahan 90-an, ada sekitar satu juta Rastafari
setia di seluruh dunia dan sekitar lima sampai sepuluh persen dari Jamaika
mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian kaum Rasta. Figur
yang dikenal lainnya adalah Marcus Garvey, The Nyahbinghi, the Bobo Ashanti and
Dua Belas Suku Israel.
Dari kacamata sejarah diatas menjadi
kaum rasta sejati memang tidak mudah, ada pakem norma sosial dan hukum positif
tertentu tertentu yang berlaku di tiap belahan dunia. Namun produk budaya kaum
rasta Jamaika tidak punah dalam perkembangannya.
Ciri khas rambut dreadlock ala
Bob Marley sang seniman aspirator rakyat kulit hitam tersebut bisa kita lihat
sampai sekarang, terutama di kalangan pegiat seni dan budaya. Sebut Max
Cavalera, musisi asal Brazil pendiri kelompok musik heavy metal Sepultura, Tony
Q sang solois dan dianggap pionir reggae nasional, atau Wawan Muhammad Tohra
alias Kiming si pembetot bas dari kelompok musik bernama Dajjal dan bergimbal
hampir lima belas tahun, "Saya mengidolakan Rob Zombie dan Bob Marley
dengan rambut gimbalnya."
Komentar
Posting Komentar