Sungguh sangat
ironis sekali pengajaran yang kita lakukan pada kehidupan kita sehari hari
mempunyai suatu cita-cita yang sangat idealis sekali yaitu mewujudkan manusia
seutuhnya baik jiwa maupun raganya tetapi apabila kita melihat lebih jauh
kenyataan yang terjadi di realitas sering kali kita lihat bahwa sebagian besar
pengajaran yang dilakukan disekolah-sekolah maupun suatu institusi yang
mengatas namakan pendidikan baik yang berasal dari tingkat dasar sampai tingkat
atas bahkan perguruan tinggi diberikan secara klasikal dalam artian guru dalam
hal ini sebagai seorang pengajar memberikan penjelasan kepada sejumlah peserta
didiknya secara lisan, apakah hanya hal
tersebut dapat kita usahakan untuk mencapai tujuan mulia kita, ataukah ada
penunjang lainnya?
Tentu saja semua
yang terjadi dalam kehidupan ini pastilah ada penunjang lainnya yang terkadang
menjadi hal yang sangat signifikan sekali guna mencapai satu tujuan tersebut.
Oleh karena itu faktor yang dapat menunjang dalam keberhasilan proses belajar
mengajar yang dilakukan antara guru dan siswa untuk mencapai tujuannya salah
satu aspek yang sering kita abaikan dan harus kita cermati adalah proses
komunikasi yang terjadi didalamnya.
Memang secara
klasikal pelajaran yang diberikan secara massal atau kepada kelompok massal
sangat efektif untuk tujuan menyampaikan informasi dengan mengutarakannya
sekali atau beberapa kali saja. Suatu masalah dapat sampai kepada banyak
pendengar, tapi dalam aspek belajar mengajar terdapat lebih dari hanya satu
aspek saja yang harus diperhitungkan, dan salah satu dari aspek belajar
mengajar itu adalah komunikasi, seperti yang telah kita singgung diatas. Dan
boleh kita katakan bahwa dengan proses komunikasi suatu proses belajar mengajar
bisa kita ketahui sejauh mana keberhasilannya.
Model komunikasi
dalam kelas merupakan salah satu model yang dipandang cukup dengan menyajikan komponen-komponen
komunikasi yang ada seperti halnya pengajar, peserta didik, media bahkan
rumusan serta penafsiran dan hasil dari proses belajar tersebut. Dan yang
menjadi inti permasalahannya adalah penganalisisan komponen model komunikasi
dengan menggunakan paradigma atau pun gejala yang ada. Dan semoga dengan adanya
penganalisisan komponen ini diharapkan dapat membawa manfaat baik bagi peserta
didik, guru, maupun institusinya dan semoga dari model komuniksi ini bisa
menerapkan terciptannya proses belajar mengajar yang baik dengan tujuan
peningkatan mutu atau kualitas dan kuantitas pendidikan yang ada sekarang ini
secara objektif.
Komunikasi secara
sederhana dapat kita katakan sebagai suatu interaksi yang melibatkan dua
korelasi interelasi antara dua orang atau lebih dalam rangka mewujudkan suatu
tujuan yang akan di wujudkan bersama. Dalam suatu komunikasi interaksi yang
terjadi didalamnya bisa bersifat pasif bahkan bisa bersifat aktif. Artinya
komunikasi bersifat pasif yaitu bahwa proses interaksi yang terjadi antara
komunikan dan komunikator hanya bersifat satu arah saja tanpa adanya suatu
proses timbal balik di dalamnya, sedangkan proses komunikasi dapat kita katakan
berlangsung aktif apabila interaksi
antara komunikator dan komunikan berlangsung secara dinamis menuju suatu
pencapaian arah progresifitas.
Jadi dalam hal ini proses yang komunikasi berlangsung dalam dalam
kegiatan belajar mengajar yang telah diobservasi dapat dikatakan bahwa kegiatan belajar
mengajar yang berlangsung antara pengajar dengan para peserta didik berlangsung
secara aktif atau dua arah secara timbal
balik dimana proses komunikasi tersebut turun dari pihak pemegang sumber
informasi dalam hal ini guru kepada pihak penerima informasi tersebut atau para
mahasiswa yang berada dalam kegiatan kuliah tersebut yang berlangsung secara
timbal balik.
Dan dalam hal ini berarti menandakan indikasi adanya suatu feedback
communication antara pemegang otoritas atau guru dengan penerima informasi
tersebut, proses komunikasi tersebut sesuai dengan salah satu model komunikasi
yang bersifat dua arah yang merupakan salah satu pernyataan dari salah seorang
ahli komunikasi, model tersebut yaitu message - encoder/interpreter x decoder/interpreter.
Dengan pola komunikasi pembelajaran
sederhana yang dapat diterapkan dikelas yang bersifat dua arah seperti ini
diharapkan akan mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri dengan lebih baik
sebab adanya evaliasi dari setiap kegiatan sehingga terjadi peningkatan
kualitas yang terus bergerak kearah yang lebih baik.
Setiap komponen komunikasi diharapkan
berperan aktif mulai dari Who-Say what-In which channel-To whom-With what
effect. Who dalam artian tersebut sebagai Siapa yaitu pengajar yang
memberikan materi perkuliahan (Say what) didalam proses belajar mengajar dalam
kelas (In which channel) kepada para peserta didik yang mengikutinya (To whom)
dengan hasil yang di inginkan oleh si pengajar tersebut (With what effect).
Dalam proses
belajar mengajar tersebut (sejauh dalam pengamatan) hambatan yang sering
terjadi yaitu apabila materi yang diberikan kepada peserta didik menjemukan
dalam artian materi yang seharusnya tidak terlalu penting untuk disampaikan
kepada peserta didik di sampaikan lagi sehingga dari segi efisiensi waktu
menjadi berkurang dan mengakibatkan materi yang seharusnya tersampaikan kepada
anak didik waktu tersebut menjadi berkurang juga. Sehingga dalam hal ini juga
tanggung jawab moral pengajar di perlukan sebagai salah satu bentuk tanggung
jawab dia sebagai komponen penunjang keberhasilan lancarnya proses komunikasi
dan pembelajaran yang dilaksanaan secara efektif.
Sejauh ini
perkembangan ilmu pengetahuan berjalan secara terus menerus dan takkan pernah
ada hentinya begitu pun manusia sebagai mahluk sosial yang takkan pernah
usang-usangnya untuk berkomunikasi satu samainnya atau pun dengan dirinya
sendiri sesuai dengan kata orang bijak yang berkat We can’nt not communicate
yang dalam artian lain meunjukan bahwa kita tidak cuma punya dan bisa berkata-kata tapi dengan
duduknya kita termangu sendirian pun
kita bisa berkomunikasi dan bercakap dengan dunia kita sendiri.
Oleh karena hal
tersebut maka proses komunikasi yang harus diterapkan dalam menunjang proses
belajar mengajar yang dinamis serta ideal adalah model komunikasi yang menuntut
adanya suatu proses interaksi tanggung jawab komunkasi dua arah Artinya bahwa
model tersebut tidak hanya merupakan seonggok teori saja melainkan harus
dibarengi dengan rasa iklas dan tanggungjawab dari berbagai komponen komunikasi
untuk mewujudkan keberhasilan proses belajar mengajar secara efektif.
Guru sebagai orang yang berperan utama dalam suatu
kegiatan belajar mengajar haruslah mampu mengantarkan siswa dalam mencapai
tujuan yang telah direncanakan.disamping itu sebagai petugas professional sang
guru dituntut untuk bekerja berlandaskan pada landasan konseptual dan teoritis
secara mahir.
Dan dalam hal ini
seorang guru juga dituntut secara tidak langsung dapat berinteraksi dengan baik
dengan para peserta didiknya dalam rangka mewujudkan PBM yang ideal, dimana
dalam kegiatan tersebut PBM berlangsung secara dua arah antara guru dan murid
tidak bersifat satu arah saja, hal tersebut dianggap wajar karena kita sebagai
manusia tidak bisa hidup tanpa komunikasi.
Maka jika dilihat
dari kacamata komponen dan model yang terkait dalam interaksi belajar mengajar
dikelas, dapat diamati apakah dalam PBM tersebut proses komunikasinya berjalan
baik atau tidak.
______
Foto Ilustrasi Pixabay.
Komentar
Posting Komentar