Agitasi berasal dari perkataan Inggris yaitu Agitation yang
sebelumnya bermuara dari kata kerja latin Agitare. Dalam khasanah
leksikal Inggris, Agitate atau Agitatare dalam perkataan latin,
dapat bebas diartikan to put in motion, berasal dari kata dasar agree yang secara harfiah berarti bergerak atau
menggerakan.
Dalam pengertian sehari-hari kata agitasi sering juga diartikan dengan
menghasut, merasuh, dan sebagainya. Sedangkan dalam terminologi komunikasi
orang komunis sering mengandengkannya dengan kata propaganda, sehingga, lazim
dalam dunia partai komunis bagian komunikasi seringkali disebut agitasi,
propaganda, atau disingkat Agitrop.
Dalam pengertian seorang komunis seperti I. Harry Gould agitasi adalah
kegiatan untuk membangkitkan massa supaya mengadakan aksi politik berkenaan
dengan suatu ketidakadilan sosial. Sedangkan propaganda adalah pengemukaan
banyak pikiran yang menerangkan dan membangkitkan aksi poltik atas dasar
kejadian atau keadaan yang sudah umum diketahui. Singkatnya agitasi adalah
kegiatan untuk membangkitkan kesadaran dan aksi sedangkan propagandanya sendiri
adalah kegiatan untuk berdialektika berkenaan dengan realitas social yang
terjadi di lingkungan masyarakat, bangsa, maupun Negara.
Masih menurutnya. Dikatakan pula bahwa seorang propagandis bekerja,
terutama, dengan menggunakan kata-kata yang tertulis, sementara seorang
agitator bekerja dengan menggunakan kata-kata yang hidup. Propagandis menggunakan
written language sementara agitator kebanyakan menggunakan oral
speech.
Ahli lain, Herbert Blumer,
menyatakan bahwa agitation operate to a rows people and so make them possible recruite for the
movement yang berarti agitasi beroperasi untuk membangkitkan rakyat dan
karena itu menggerakan mereka untuk suatu gerakan. Pada hakekatnya, menurut Blumer agitasi
merupakan suatu cara atau upaya untuk merangsang rakyat (existing people) dan
mendorong atau membangkitkan perasaan (inpulses) dan gagasan yang dapat membuat
mereka menjadi gelisah dan tidak puas.
Dengan demikian agitasi dimaksudkan untuk mengoyahkan kesukaan atau
kegemaran rakyat sebelumnya dan untuk mengubah paradigm atau jalan pikiran yang
sudah ada sebelumnya. Jadi tujuannya adalah mendorong rakyat untuk meninggalkan
kebiasaannya, pendiriannya, kepercayaan yang semula dan kemudian membengkitkan
keinginan dan pendirian baru yang lebih baik.
Maka untuk mensukseskan agitasi, menurut Blumer pertama-tama yang
dilakukan adalah memperoleh perhatian rakyat. Kedua, dapat merangsang mereka
dan membangkitakan perasaan dan impuls mereka. Ketiga, harus memberikan arahan
kepada perasaan dan impulses tersebut melalui gagasan, kecaman dan
janji-janji.
Operasi Agitasi
Menurut H. Blumer, agitasi dapat beroperasi dalam dua situasi.
Situasi pertama ditandai oleh abuse (baca : serba salah) serta
buruk, diskriminasi yang tidak jujur dan sebagainya. Dimana masyarakat yang
mengalami situasi demikian seolah-olah membenarkannya, mendiamkan situasi yang
demikian itu. Hingga kemudian timbul ekses negatif berupa penderitaan yang
melahirkan protes masyarakat. Maka fungsi agitasi dalam situasi demikian
menurut Blumer adalah memimpim mereka untuk menentang dan merubah kenyataan
hidup yang demikian itu, da membuka kesadaran mereka untuk mengubahnya dengan
brainstorming hingga membagkitkan kesadaran untuk mengubah realitas social.
Situasi kedua ialah dimana rakyat yang sudah bangkit, gelisah, tidak
senang atau tidak puas, akan tetapi mereka yang masih segan untuk bertindak
atau mengetahui apa yang harus dibuat. Dalam situasi demikian menurut Blumer,
fungsi agitasi tidak menciptakan social unrest tetapi tinggal
mengarahkan kegelisahan sosial itu dalam aksi nyata.
Tipologi umum agitator
Atas dasar dua situasi diatas maka tipe para agitator pun tidak dapat
dipisahkan daripada situasi itu.
Tipe pertama Agitator, serba merangsang, gelisah dan agresif. Dinamika
dan kelincahannya dapat menarik perhatian rakyat atau masyarakat terhadap
dirinya. Gerak-gerik atau tingkah lakunya yang demikian dapat menular kepada
mereka. Dalam melakukan kegiatannya agitator itu mungkin berusaha melukiskan
sesuatu menurut cara yang khusus dan dengan tingkah laku yang dramatis.
Agitator demikian mungkin akan berhasil dalam situasi dimana masyarakat
berada dalam kegelisahan dan bimbang. Dan dalam situasi demikaian maka seorang
agitator dapat dengan mudah menyebarkan atau membangkitkan masyarakat kearah
yang dikehendakinya.
Tipe agitator kedua, lebih
tenang, sederhana, dan sopan atau menurut Blumer “Calm, Quiet, and dignified.”
Yang mengerakan masyarakat dengan apa yang ia katakan dan tidak dengan
apa yang diperbuat. Ia mungkin adalah seorang agitator yang hemat dengan
kata-kata, tetapi mampu untuk menyatakan sesuatu secara tajam dan membakar
serta memaksa masyarakat untuk memandang sesuatu atas dasar pandangan baru.
Pandangan baru ini, sudah tentu ialah pandangan si agitator tersebut.
Jika agitator kedua tersebut sudah demikian maka ia menjadi lebih cocok
untuk menjadi agitator pada situasi pertama. Fungsinya tinggal menjadikan
masyarakat sadar terhadap posisinya, tentang ketidaksamaan, ketidakadilan, dan
kemudian memimpin mereka kearah keinginan dan harapan baru.
Dalam pengertian Roger N. Baldwin agitator adalah seorang yang melalui
ucapan dan tulisan menyatakan keluhan dari golongan atau kelompok yang tidak
puas dengan berusaha hendak mengorganisasikan sesuai dengan pembaharuan yang
radikal. Sementara Napheus Smith menyatakan agitator adalah orang yang berusaha
menimbulkan ketidakpuasan, kegelisahan, atau pemberontakan.
Fungsi agitasi menurut Blumer adalah untuk menghalau, mengiring, dan
mendorong masyarakat dan melaksanakan mereka untuk suatu gerakan dengan arah
baru. Lebih khusus lagi agitasi adalah untuk keiatan unttuk mengganti konsepsi,
paham, dan paradigma masyarakat terhadap sesuatu, dengan konsepsi dan paham
baru yang progresif.
Agitasi bertujuan untuk menanamkan konsepsi baru terhadap masyarakat,
guna mensukseskan suatu gerakan sosial
atau social movement. Suatu agitasi yang sukses tentulah agitasi yang
disesuaikan dengan pola situasi tersebut diatas.
Sekarang mengertilah kita mengapa pihak komunis melancarkan agitasinya
dengan membagi rakyat dalam kotak atau
strata, menciptakan situasi yang kontradiktif dan konfontatif. Sebab dalam
situasi yang kontradiktif agitasi akan lebih efekfif sebaliknya dalam situasi
yang mana dan stabil agitasi akan gagal.
Karena itu jika kita hendak mensukseskan agitasi maka tindakan kita
pertama-tama ialah membangkitkan kontradiksi-kontradiksi lainnya dan
selanjutnya kegelisahan, kebingungan dan sebagainya. Sebaliknya apabila kita
mengagalkan agaitasi, maka tindakan pertama-tama, ialah memperkuat persatuan,
pemanfaatan atau stabilitasi dan sebagainya.
Akan tetapi sifatnya yang demikian maka agitasi itu dapat digunakan
untuk tujuan-tujuan “baik” dan juga dapat digunakan untuk tujuan-tujuan
“buruk”.
Agitatasi dalam praktek
Dalam prakteknya tiap agitasi tidak dapat berdiri sendiri kecuali dalam
situasi yang sangat memuncak.
Karena itu pelaksanaan agitasi hampir sama dengan pelaksanaan
propaganda, hampir tidak dapat
digunakan, tergantung situasi dan kondisi tentang dapat tidaknya hal semacam
rongrongan atau komplikasi konflik yang sedang
terjadi.
Konteks agitasi di masa lampau
Di era Partai Komunis Indonesia, masa dimana rakyat dalam kegelisahan
yang tak terkendali, perekonomian yang merosot ditambah dengan ketidakpercayaan
rakyat terhadap pemerintah sehingga social unrest tumbuh menjamur bak
jamur di musim kemarau. Keadaan tersebut dimanfaat kan oleh partai yang
berlambang palu dan arit tersebut untuk menanamkan agitasi-agitasi yang
disusupi paham komunis yang menitikberatkan pada prinsip sama rasa sama rata.
Situasi tersebut sesuai dengan apa yang telah Herbert Blumer kemukakan
sebelumnya, bahwa dalam situasi yang demikian
agitasi mudah dilancarkan.
Robohnya orde baru ditangan rakyat dengan dukungan rakyat beberapa tahun
silam menyebabkan perubahan di segala bidang dimana sebelumnya
penyimpangan-penyimpangan bercokol sehingga menyebabkan rakyat menderita.
Mahasiswa yang mengatasnamakan rakyat Indonesia merobohkan dominansi
pihak otoriter yang selama ini berkuasa. Berangkat dari kata agitasi yang
secara istilah dapat diartikan membangkitkan rakyat untuk melakukan gerakan
moral guna mencapai suatu tujuan para pemimpim, dan belum tentu masyarakat yang
bersangkutan secara langsung dan tidak langsung
diuntungkan dengan hal demikian, maka agitasi merupakan sebuah fenomena sosial yang
cakupannya bisa berskala besar untuk suatu negara dan berskala kecil dalam
kehidupan bermasyarakat.
Runtuhnya sistem komunis di bekas negara Uni Sovyet tidak luput dari
praktek agitasi yang dijalankan oleh kaum barat atau negara barat yang memang
menginginkan komunis runtuh untuk kemudian dijadikan sebuah negara kapitalis,
pada dasarnya yang ditempeli dengan slogan demokrasi namun pada kenyataan
berbeda sama sekali, bukan kebaikan yang didapat Uni Sovyet namun perpecahan
menjadi negara-negara kecil.
Komentar
Posting Komentar